Penggunaan Annualized, Trailing Twelve Month dan Seasonality dalam Proyeksi Keuangan


Meramalkan Posisi Keuangan Perusahaan
Meramalkan posisi keuangan perusahaan

Dalam melakukan proyeksi keuangan, terdapat beberapa konsep penting yang harus dipahami, termasuk "Annualized," "Trailing Twelve Month," dan "Seasonality." Ketiga konsep ini membantu kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kinerja keuangan suatu perusahaan atau kinerja suatu aset. Mari kita jelaskan masing-masing konsep ini.

Annualized 

Annualized memiliki arti disetahunkan dan mengacu pada penghitungan data keuangan atau kinerja bisnis selama satu tahun penuh, meskipun data tersebut mungkin hanya tersedia untuk periode yang lebih pendek. Penggunaan annualized berguna untuk membuat proyeksi kinerja tahunan jika data bulanan atau perkuartal tersedia. Misalnya, jika suatu perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar $10.000 dalam tiga bulan pertama tahun ini, kita dapat menghitung keuntungan tahunan dengan mengalikannya dengan empat (3 bulan x 4), sehingga menjadi $40.000.

Trailing Twelve Month (TTM)

Trailing Twelve Month (TTM) merujuk pada data atau kinerja yang diukur selama periode 12 bulan terakhir, termasuk bulan-bulan sebelumnya. Ini membantu kita untuk melihat kinerja terkini dari suatu entitas dan mengabaikan fluktuasi musiman yang mungkin terjadi. Sebagai contoh, jika kita ingin tahu berapa pendapatan TTM suatu bisnis, kita akan menambahkan total pendapatan dalam 12 bulan terakhir, tanpa mempedulikan bulan atau kuartal tertentu. TTM merujuk pada data atau kinerja yang diukur selama periode 12 bulan terakhir, termasuk bulan-bulan sebelumnya. Ini digunakan untuk melihat kinerja terkini suatu entitas tanpa memperhitungkan fluktuasi musiman. TTM memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dalam periode waktu yang tetap (12 bulan) dan membantu menghilangkan perubahan sementara yang mungkin disebabkan oleh faktor musiman. Ini membantu dalam analisis tren jangka panjang.

Seasonality 

Seasonality mengacu pada pola atau tren yang berulang secara berkala dalam kinerja keuangan suatu bisnis atau aset. Ini bisa berupa fluktuasi dalam penjualan, pendapatan, atau biaya yang terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Misalnya, penjualan pakaian yang  meningkat menjelang hari raya idul fitri dan peningkatan biaya wisata seperti tarif menginap di hotel dan biaya transportasi menjelang musim libur akhir tahun. Memahami musim atau tren ini penting dalam perencanaan keuangan agar dapat memproyeksikan kinerja yang lebih akurat. Ini berarti bahwa dalam bisnis tertentu, kinerja mungkin mengalami variasi berdasarkan musim atau waktu tahun tersebut. Seasonality membantu dalam memahami pola-pola ini.

 

Dari penjelasan di atas memang konsep "annualized" terlihat sederhana dan lebih praktis digunakan. Tapi teman teman investor perlu ingat bahwa penggunaan "annualized" dalam proyeksi keuangan memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan:

  1. Ketidakakuratan: Metode annualized seringkali menghasilkan estimasi yang kurang akurat. Ini karena asumsi bahwa data pendapatan, biaya, atau kinerja lainnya selama periode yang lebih pendek (seperti satu bulan atau satu kuartal) akan tetap konstan selama satu tahun penuh. Dalam dunia nyata, fluktuasi bisnis, perubahan musiman, atau kondisi ekonomi faktanya menyebabkan variasi yang signifikan dari satu periode ke periode lainnya.

  2. Tidak Memperhitungkan Perubahan Tren: Penggunaan annualized mungkin tidak mencerminkan perubahan tren yang terjadi dalam bisnis selama periode yang lebih pendek. Misalnya, jika pendapatan suatu perusahaan meningkat secara eksponensial selama beberapa bulan terakhir, annualized mungkin tidak memperhitungkan pertumbuhan yang sedang terjadi.

  3. Ketidaktepatan dalam Bisnis Musiman: Untuk bisnis yang sangat dipengaruhi oleh musim (seperti penjualan peralatan musim), annualized bisa sangat tidak akurat. Misalnya, menggunakan data pendapatan bulanan untuk mengannualisasi pendapatan toko penjualan baju renang akan memberikan perkiraan yang sangat tidak akurat jika musim panas dan musim dingin memiliki kinerja yang sangat berbeda.

  4. Ketidakpastian Pasar dan Ekonomi: Kondisi pasar dan ekonomi dapat berubah dengan cepat. Annualized tidak memperhitungkan perubahan tersebut dan mendasarkan diri pada asumsi bahwa kinerja bisnis akan tetap konstan sepanjang tahun. Penggunaan annualized dalam periode pandemi bagi perusahaan properti, misalnya, akan menjadikan proyeksi keuangan menjadi bias karena masyarakat cenderung menahan pengeluaran untuk durable asset seperti rumah.

  5. Potensi Pengabaian Faktor-Faktor Penting: Dalam upaya untuk menyederhanakan proyeksi, annualized dapat mengabaikan faktor-faktor penting seperti perubahan strategi bisnis, persaingan baru, atau perubahan peraturan yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan.

Jadi, dalam proyeksi keuangan, kita menggunakan konsep-konsep ini untuk memahami dan menghitung kinerja suatu entitas dengan lebih baik. Dengan annualized, kita bisa mendapatkan gambaran tahunan dari data bulanan atau perkuartal. Dengan Trailing Twelve Month (TTM), kita dapat melihat kinerja terkini selama 12 bulan terakhir. Sedangkan dengan memperhatikan Seasonality, kita bisa memahami bagaimana perubahan musiman dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep ini, kita dapat membuat proyeksi keuangan yang lebih akurat dan berkelanjutan untuk mendukung keputusan bisnis yang lebih baik.

Posting Komentar untuk "Penggunaan Annualized, Trailing Twelve Month dan Seasonality dalam Proyeksi Keuangan"